Something In Between 7 July 2017

Sebuah dedikasi untuk kakak ku, dea novita.

Kehilangan karena kematian bagaikan mesin waktu, terjebak dalam masa sebelum kematian nya dan benar benar tidak ingin menuju masa dimana kematian nya telah menjadi haru

ketika hidup tetap berjalan namun kamu merasa tertinggal
ketika hidup terus bergerak tanpa henti dan kamu justru terdiam dalam ruang sepi
bahkan ketika hari silih berganti dan kamu masih bertahan dengan memori hitam putih

saat kamu terhenti padahal semua terus berubah
saat kamu hampa padahal semua terus terisi
saat kamu melemah padahal semua semakin keras

cerita kecil dari ku untuk kakak ku, dea. tentang kamu, tentang kita. 
aku yakin tulisan ini akan terbaca oleh mu, entah bagaimana.

Mbak dea,
terbayang semu semua nya, hari hari yang pernah kita lewati bersama
terbayang samar memori tentang kita semua, begitu banyak petualangan yang sudah kita jalani

masih teringat, hari kamu turun dari atas dan berteriak di tangga "ade jancuk kamu!" hahaha saat itu kamu dan mas ade sedang bertengkar karena bensin mobil yang habis di isi ternyata sudah kosong.
aku ingat juga memori kita sedang naik motor berdua berhenti di lampu merah wonokromo, entah kemana tujuan kita hari itu, yang jelas kamu memakai cardigan yang entah pula warnanya apa hahaha
ada juga saat kamu sudah gajian, kita berempat, ada kamu, tya, aku dan abel duduk di kampoeng steak gayungsari. ritual wajib setiap kamu gajian 
ahh,
banyak, terlalu banyak cerita untuk di absen tentang kita. 

aku ingat di hari pernikahan mu, aku menangis cukup kencang. berat rasanya menelan kenyataan, kakak ku tidak akan lagi tinggal dirumah ini.
entah tangisan bahagia atau sedih yang jatuh pada hari itu, yang jelas hatiku berantakan.

hari itu, di hari terakhir kita bertemu.
kamu dan baju batik mu menyambut kami di depan pintu, semua baik baik saja. ya kan?

hari itu... terakhir kita bertemu.
untuk selama nya.

Mbak dea, apa kabarnya?
aku kangen.

aku sedih, selalu sedih.
waktu terus beredenting dan kamu terhenti.
hidup terus berjalan dan kamu terhenti.
bumi terus berotasi dan kamu diam.

kenyataan itu tidak kunjung menghampiri,
perasaan itu tidak pernah pergi
bahwa kamu sudah tidak lagi disini
bahwa kamu sudah pergi

rasanya seperti hidup di garis finish dan start, diantara itu.
kenapa kehilangan mu rasanya seperti kamu masih disini?

mungkin, memang benar kamu masih disini.
diantara kami, di dalam memori kami, hati kami dan doa kami.
you live within us.

makna kehilangan dan kepergian itu bukan konsep yang sederhana bagi keluarga kami, sampai hari ini pun banyak hal yang kami harap terulang kembali, ah.. berat sekali ya..
tulisan ini saya tutup tanpa kejelasan, tanpa sebuah kalimat penutup.
karena walau begitu, cerita kami tidak berhenti disini.. alias open ending!!!!! XD

mbak dea baik baik ya... we love you <3

keluarga cemara yang mencintai mu selalu,
papa, mama, ade, tya dan alya

You Might Also Like

0 komentar